Ku rebahkan gelisah dibawah mentari indah
Biar ku rasakan hangat setelah gelap
Terdiam jenuh dalam kepatuhan
Dan menyerah pada heningnya ruang
Nikmati kesendirian
Dengan hawa dingin yang masih tersisa
Rasa kantuk pun bercampur jadi satu
Mata ku bisa terpejam namun hatiku tidak
Kamis, 28 November 2013
Kau yang membuat hidupku berwarna
Kau lukis keindahan cinta
Hingga ku tak berdaya
Jatuh dalam pelukanmu cinta
Kau juga yang membuat hidupku hancur
Kau beri luka yang membekas tak hilang
Hingga ku menjadi kepingin tak berharga
Jatuh kedalam lubang cinta yang sama
Kemana keindahan yang kau janjikan
Bodohnya aku tertipu dengan kelembutanmu
Namun aku selalu tepis rasa itu
Berharap semua dapat berubah
Ternyata harapku sia-sia belaka
Pengorbanan ku tiada nilai di matamu
Sedih serta luka pun tak meluluhkan hatimu
Cinta ku sedih
Kau lukis keindahan cinta
Hingga ku tak berdaya
Jatuh dalam pelukanmu cinta
Kau juga yang membuat hidupku hancur
Kau beri luka yang membekas tak hilang
Hingga ku menjadi kepingin tak berharga
Jatuh kedalam lubang cinta yang sama
Kemana keindahan yang kau janjikan
Bodohnya aku tertipu dengan kelembutanmu
Namun aku selalu tepis rasa itu
Berharap semua dapat berubah
Ternyata harapku sia-sia belaka
Pengorbanan ku tiada nilai di matamu
Sedih serta luka pun tak meluluhkan hatimu
Cinta ku sedih
Tiada sempat merasakan sesak didada.
Kertika aku berdiri diujung senja dikala itu.
Jelas kulihat tentangmu, bayangmu yang begitu mengagumkan.
Temaran lentera itu menerpa langsat kulitmu.
Raut wajahmu muram pudar memerah.
Penuh dengan kesedihan menjelma dalam nanar matamu.
“Adakah yang mati hari ini hingga kau berduka kasih?”
Kertika aku berdiri diujung senja dikala itu.
Jelas kulihat tentangmu, bayangmu yang begitu mengagumkan.
Temaran lentera itu menerpa langsat kulitmu.
Raut wajahmu muram pudar memerah.
Penuh dengan kesedihan menjelma dalam nanar matamu.
“Adakah yang mati hari ini hingga kau berduka kasih?”
Tiada sempat merasakan sesak didada.
Kertika aku berdiri diujung senja dikala itu.
Jelas kulihat tentangmu, bayangmu yang begitu mengagumkan.
Temaran lentera itu menerpa langsat kulitmu.
Raut wajahmu muram pudar memerah.
Penuh dengan kesedihan menjelma dalam nanar matamu.
“Adakah yang mati hari ini hingga kau berduka kasih?”
Kertika aku berdiri diujung senja dikala itu.
Jelas kulihat tentangmu, bayangmu yang begitu mengagumkan.
Temaran lentera itu menerpa langsat kulitmu.
Raut wajahmu muram pudar memerah.
Penuh dengan kesedihan menjelma dalam nanar matamu.
“Adakah yang mati hari ini hingga kau berduka kasih?”
"Aku kembali melihat catatan 40 mimpiku yang belum aku selesaikan saat
itu..Ternyata di situ dulu pernah aku tuliskan bahwa menikah denganmu
adalah impianku..
Namun sore ini, ketika catatan itu harus aku susun ulang kembali..maka mimpiku terhadapmu telah Allah hapuskan untukku..
Aku yakin..Allah akan menggantimu dengan yang lebih baik.."
Namun sore ini, ketika catatan itu harus aku susun ulang kembali..maka mimpiku terhadapmu telah Allah hapuskan untukku..
Aku yakin..Allah akan menggantimu dengan yang lebih baik.."
Langganan:
Komentar (Atom)